Pariwara

Museum Sadurengas, Cagar Budaya yang Menyimpan Sejarah Kesultanan Paser



HEADLINENUSANTARA.COM, Paser - Kabupaten Paser memiliki banyak potensi wisata, baik alam, budaya, maupun sejarah. Salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi adalah Museum Sadurengas. Museum ini merupakan salah satu cagar budaya yang ada di daerah ini.

Museum Sadurengas memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Dulu, bangunan ini adalah rumah Sultan Pasir Aji Tenggara pada abad ke-18. Kemudian, bangunan ini diubah menjadi istana kesultanan oleh Sultan Ibrahim Khaliluddin pada abad ke-19. Museum ini berlokasi di Jalan Keraton Kecamatan Pasir Belengkong, hanya sekitar 10 menit berkendara dari pusat kota Tanah Grogot.

Di dalam museum ini, Anda dapat melihat berbagai koleksi benda kuno yang merupakan saksi bisu sejarah Kesultanan Paser. Ada tempayan atau guci kuno dari Dinasti Yuan, keris, tongkat kepala naga, mandau, tajau atau balanga, nisan panemban sia yang adalah batu nisan kepala kampung pada masa pemerintahan Ratu Aji Putri Potung.

“Koleksi benda kuno di Museum Sadurengas itu ada sekitar 150an. Benda-benda ini ada yang merupakan milik Museum Sadurengas dan ada yang masih milik ahli waris yang dititipkan atau yang telah diserahkan kepada Pemkab Paser,” kata Zulkurnain, Pamong Budaya Ahli Muda Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser, Kamis (30/11).

Selain itu, ada juga alat rumah tangga, alat kesenian, alquran tulis tangan, pakaian Kesultanan Paser, dan kerangka ikan paus sepanjang 12 meter. Zulkurnain menjelaskan bahwa semua koleksi itu ada catatan arsipnya, datanya terdaftar, dan dilaporkan dalam cagar budaya Kabupaten Paser di tingkat nasional.

“Kalau di Disdikbud sendiri tercatat dalam data pokok kebudayaan. Untuk koleksi yang dititipkan oleh ahli waris, ada berita acara yang dimiliki oleh pemerintah daerah dan juga oleh ahli waris. Jadi, kalau ada yang ingin mengambil kembali koleksi itu, kita akan berikan sesuai dengan berita acara,” ujarnya.

Zulkurnain menambahkan bahwa pada 2019 pernah ada pihak keluarga yang ingin mengambil kembali koleksi yang dititipkan dengan alasan tertentu. Seperti koleksi orang dan tombak. Namun, itu adalah kasus yang jarang terjadi.

“Sejauh ini baru satu kali ini ditarik kembali oleh ahli waris. Kebanyakan koleksi yang ada di Museum Sadurengas itu telah dihibahkan ke pemerintah daerah. Jadi, kita bisa menjaga dan melestarikan benda-benda bersejarah ini dengan baik,” tutupnya.

Penulis: Fathur
Editor: Awan

DPK Kaltim  

Berita Lainnya