Kutai Kartanegara
Simpang Odah Etam, Mesin Rupiah di Tenggarong
HEADLINENUSANTARA.COM, Tenggarong – Setiap Sabtu malam, simpang Odah Etam di jantung Tenggarong menjelma menjadi panggung kuliner rakyat. Deretan tenda dan gerobak UMKM berjejer, aroma makanan berbaur dengan riuh pengunjung. Di balik keramaian itu, Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara mencatat denyut ekonomi yang tak kecil: miliaran rupiah berputar hanya dalam setahun.
Sejak Oktober 2024 hingga November 2025, perputaran uang di pusat wisata kuliner ini menembus Rp4 miliar. Angka itu dihimpun dari laporan para pedagang yang wajib menyetor catatan pendapatan setiap kali usai berjualan. “Rata-rata per malam bisa ratusan juta rupiah,” kata Zikri Umulda, Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar.
Metode pencatatan masih sederhana: bruto. Artinya, angka yang masuk adalah pendapatan kotor sebelum dipotong biaya operasional. Meski begitu, data itu cukup untuk menggambarkan betapa kuat daya tarik kuliner malam di simpang Odah Etam. Dari sate hingga kopi susu, setiap transaksi menjadi bagian dari denyut ekonomi lokal.
Bagi pemerintah daerah, pusat kuliner ini bukan sekadar ruang hiburan. Ia menjelma menjadi etalase ekonomi kreatif Kukar, sekaligus magnet wisata baru. “Kami menghitung keseluruhan dari komunitas yang berjualan di sana. Itu yang membuat angka perputaran begitu besar,” ujar Zikri.
Dengan capaian itu, simpang Odah Etam bukan hanya tempat makan malam. Ia telah menjelma menjadi mesin rupiah, menggerakkan UMKM, dan meneguhkan Tenggarong sebagai salah satu pusat kuliner unggulan di Kalimantan Timur.
Penulis: Redaksi Headline Nusantara
Editor: Awan
adv Kukar 

