Utama
Penyebab Kendaraan Brebet Terungkap, Sampel Pertamax Mengandung Timbal dan Air

HEADLINENUSANTARA.COM, Samarinda - Polemik BBM yang menghantui pengendara bermotor di Samarinda mulai menemui titik terang. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menginisiasi pengujian sampel bahan bakar minyak (BBM) dari berbagai SPBU yang ada di Kota Tepian.
Hasilnya cukup mengejutkan. Dua dari tiga sampel BBM jenis Pertamax yang diuji bahkan tidak memenuhi standar RON yang ditentukan. Seperti yang diketahui, Pertamax memiliki standar RON bernilai 92. Sedangkan RON dari 2 sampel yang dimaksud bahkan tidak menyentuh angka 90.
“Sampel pertama, RON-nya berada di angka 86,7. Sampel kedua, RON berada di angka 89,6. Sampel ketiga, RON-nya 91,6. Ketiganya menunjukkan bahwa nilai RON berada lebih rendah dari yang seharusnya beredar,” ujar Wali Kota Samarinda, Andi Harun, dalam konferensi pers pada Senin (5/5/2025) sore.
Dari ketiga sampel tersebut, dipilihlah sampel ketiga dengan kandungan RON yang paling tinggi guna diuji lebih dalam. Andi Harun mengatakan bahwa Pemkot Samarinda mengadakan pengujian di 4 instansi kredibel, salah satunya merupakan instansi perguruan tinggi negeri ternama yang berada di pulau Jawa.
Meski enggan menyebutkan nama instansi-instansi tersebut, pria yang kerap disapa AH itu menjamin bahwa data yang diperoleh Pemkot Samarinda dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Alasan anonimitasnya ialah untuk menjaga proses pengujian dan pengumpulan dari intervensi pihak luar.
Dari hasil uji lanjutan sampel ketiga, ditemukan unsur-unsur yang seharusnya tidak ditemukan dalam BBM. Unsur tersebut berupa timbal, air, aromatik, dan benzen.
“Dulu [timbal] itu boleh. Sekarang tidak boleh sama sekali. Illegal. Karena sekarang sudah diganti dengan zat lain,” ujar Alwathan, Ph.D selaku penanggung jawab Kajian Akademis Uji Kualitas BBM dalam konferensi pers yang sama.
Kehadiran air dalam BBM juga menjadi sorotan. Lektor Kepala Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) itu menjelaskan bahwa kandungan air yang ditemukan bersifat mengikat. Yang artinya air tersebut tidak terpisah dari BBM, melainkan menyatu secara kimiawi dengan BBM yang dimaksud. Hal itu menyebabkan kandungan air tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Ditemukan juga kandungan Timah dan Rhenium dalam uji sampel ketiga. Jika kedua unsur tersebut berinteraksi dengan timbal maka akan mempercepat pembentukan Polimer. Terbentuknya Polimer ditandai dengan terbentuknya GUM atau yang biasa disebut gel pada mesin. GUM tersebut dapat mengakibatkan turunnya performa mesin atau bahkan merusak mesin itu sendiri.
Penyebab kerusakan pada BBM dipengaruhi beberapa faktor di antaranya:
- Tersimpan dalam waktu yang cukup lama
- Terpapar cahaya matahari baik langsung maupun tak langsung
- Terkontaminasi dengan kelembaban udara/Air, dan atau kontaminan logam
- Sistem penyimpanan BBM memiliki ventilasi yang buruk
- Penambahan zat aditif dengan sengaja untuk memperbaiki kualitas BBM tetapi dilakukan secara tidak terukur
Saat ini pihak Pemkot Samarinda dan Tim Kajian Akademis Uji Kualitas BBM tengah menyusun laporan untuk disusun dalam bentuk yang lebih komprehensif. Andi Harun berkomitmen untuk menyerahkan laporan tersebut kepada pihak Polresta Samarinda agar dapat ditindak lebih lanjut.
Penulis: Redaksi Headline Nusantara
Editor: Awan
BBM Oplosan  Motor Mogok  Motor Brebet  BBM Oplosan di Kaltim  Penyebab Motor Mogok  Ciri-ciri Motor Kemasukan Air  Hasil Uji Lab BBM