Utama
Dosen FEB Unmul Masuk dalam 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia Versi Stanford

HEADLINENUSANTARA.COM - Samarinda - Rizky Yudaruddin, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman (Unmul), mencatatkan prestasi membanggakan di kancah akademik internasional. Ia berhasil masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan paling berpengaruh di dunia versi Stanford University.
Capaian ini merupakan hasil dari produktivitas akademik Rizky dalam tiga tahun terakhir, yang juga mengantarkannya meraih skor SINTA tertinggi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Skor SINTA (Science and Technology Index) merupakan indikator nasional yang digunakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk mengukur kinerja publikasi dosen.
"Skor SINTA saya saat ini tertinggi di Kaltim dan Kaltara. Ini menggambarkan produktivitas saya dalam menghasilkan publikasi internasional. Salah satunya berkaitan dengan riset-riset bertema konflik global," ujar Rizky, Senin (6/10/2025).
Dalam tiga tahun terakhir, Rizky bersama tim kolaborator dari Amerika Serikat, Dubai, Turki, dan Malaysia melakukan kajian mendalam terhadap konflik internasional seperti perang Rusia-Ukraina, konflik Israel-Hamas, hingga perang dagang antara Amerika Serikat dan beberapa negara.
Penelitiannya berfokus pada bagaimana perilaku investor global bereaksi terhadap konflik tersebut. Salah satu temuannya menyebutkan bahwa investor cenderung mengalihkan dananya ke sektor energi, terutama perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang uranium, saat konflik militer terjadi.
“Justru perusahaan-perusahaan di sektor uranium mengalami lonjakan minat dari investor. Hal ini mungkin karena dianggap sebagai bagian dari strategi keamanan energi,” jelas Rizky.
Sementara itu, pada konteks perang dagang, sektor yang justru mengalami penguatan adalah industri makanan dan minuman (customer staples). Menurutnya, sektor ini dianggap lebih stabil karena permintaannya tetap tinggi, terlepas dari kebijakan tarif atau hambatan dagang.
Menariknya, penelitian Rizky juga menemukan bahwa dalam konflik militer, kedekatan geografis menentukan tingkat reaksi pasar. Namun, dalam perang dagang, faktor geografi tidak berpengaruh. Negara-negara yang memiliki surplus perdagangan tinggi dengan Amerika justru yang paling terdampak.
“Indonesia termasuk yang cukup terpengaruh dalam perang dagang karena memiliki surplus perdagangan dengan Amerika. Tapi di sisi lain, sektor-sektor seperti industri makanan justru tumbuh,” tambahnya.
Rizky mengakui bahwa capaian ini tidak lepas dari kerja sama riset lintas negara. Ia berharap ke depan akan semakin banyak dosen dan peneliti dari Unmul yang bisa masuk dalam daftar ilmuwan top dunia.
“Ini bukan capaian pribadi, tapi kerja tim. Harapannya ke depan, ilmuwan dari Unmul yang masuk daftar 2 persen ini bisa lebih dari satu. Karena proses menuju ke sana tidak mudah membutuhkan kerja keras, pendanaan besar, dan jejaring internasional yang kuat,” pungkasnya.(adv/unmul)
Penulis: Redaksi Headline Nusantara
Editor: Awan
Ilmuwan Paling Berpengaruh Dunia  Daftar Ilmuwan Paling Berpengaruh Dunia  Daftar Ilmuwan Paling Berpengaruh  Universitas Mulawarman