Ragam
Program Edi Damansyah Bantu Pesantren dan Rumah Ibadah hingga Pelosok Kukar
HEADLINENUSANTARA.COM, Tenggarong - Di tengah reruntuhan bangunan lama yang hampir tidak layak huni, Pesantren Al Munawwarah di pelosok Kutai Kartanegara pernah menghadapi masa-masa sulit. Bangunan-bangunan reyot, fasilitas yang minim, dan keterbatasan anggaran membuat para santri harus berjuang ekstra keras untuk menimba ilmu dalam kondisi yang jauh dari ideal. Namun, semua itu berubah ketika program bantuan dari pemerintah daerah datang menyentuh kehidupan mereka.
Ustadz Suparno, pengelola pesantren, masih ingat betul momen ketika bantuan pertama kali tiba melalui program pemerintah. "Jika tidak ada bantuan ini, mungkin pesantren kami akan kesulitan untuk bertahan. Fasilitas yang kami miliki dulu sangat memprihatinkan," katanya dengan nada penuh syukur. Berkat bantuan sebesar 100 juta rupiah yang disalurkan oleh Program Kukar Berkah, pesantren tersebut kini berdiri lebih kokoh. Ruang-ruang kelas yang dulu hanya ditopang dengan bambu dan dinding kayu kini telah diperbaiki, menjadikan proses belajar mengajar jauh lebih nyaman dan layak.
Namun, Pesantren Al Munawwarah bukanlah satu-satunya yang merasakan manfaat dari dedikasi Bupati Edi Damansyah melalui program-program keagamaan yang digagasnya. Vihara Buddhayana di Tenggarong juga menerima bantuan yang sangat berarti. "Bantuan ini lebih dari sekadar dana. Ini adalah bentuk kepedulian yang sangat berarti bagi kami," ungkap Ferry Limanto, pengelola vihara, saat menerima bantuan sebesar 500 juta rupiah. Bantuan ini memungkinkan vihara tersebut memperbaiki bangunan dan fasilitas yang selama ini hanya menjadi impian.
Komitmen Nyata di Tengah Keberagaman
Program Kukar Berkah, yang merupakan bagian dari 23 Program Kukar Idaman, tidak hanya memberikan bantuan kepada pesantren dan rumah ibadah umat Muslim. Bupati Edi Damansyah telah berkomitmen untuk mendukung semua lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama. Hal ini terbukti dari berbagai program bantuan yang disalurkan tidak hanya kepada masjid dan mushola, tetapi juga gereja, pura, dan vihara.
Dalam setiap kunjungan Safari Subuh—sebuah program rutin yang dijalankan Edi Damansyah bersama jajarannya—Bupati Edi tidak pernah datang dengan tangan kosong. Program ini dirancang bukan hanya untuk mengajak masyarakat memakmurkan rumah ibadah saat Subuh, tetapi juga untuk menyampaikan berbagai bentuk bantuan, mulai dari ambal, perangkat wireless, hingga jam digital untuk rumah ibadah yang dikunjungi. Di setiap langkahnya, ada niat tulus untuk memastikan bahwa tidak ada tempat ibadah yang luput dari perhatian pemerintah daerah.
Meskipun manfaat program ini sangat dirasakan oleh masyarakat, jalan menuju kesuksesan tidaklah mudah. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah melengkapi administrasi yang dibutuhkan untuk menerima bantuan. Banyak pesantren dan rumah ibadah yang belum sepenuhnya memahami pentingnya memiliki akta yayasan yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM sebagai syarat untuk menerima hibah. Pemerintah daerah merespons tantangan ini dengan menyediakan layanan pembuatan akta yayasan secara gratis, sebuah langkah yang krusial untuk memastikan bahwa semua lembaga keagamaan dapat menerima bantuan dengan lancar.
Dendy Irwan Fahriza, Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kutai Kartanegara, menjelaskan bahwa tantangan administratif ini sering kali menghambat pencairan dana. “Ketika berkas tidak lengkap, pencairan dana bisa tertunda. Oleh karena itu, kami juga memfasilitasi pembuatan akta yayasan secara gratis untuk mempercepat proses ini,” ujarnya. Sejak program ini berjalan, sudah ada 260 akta yayasan yang difasilitasi, sebuah angka yang mencerminkan keseriusan pemerintah daerah dalam memberdayakan institusi keagamaan di Kutai Kartanegara.
Dampak dari program ini tidak hanya terlihat pada fisik bangunan yang diperbaiki, tetapi juga pada semangat masyarakat yang menerima bantuan. Di berbagai pelosok, dari pesantren hingga vihara, program ini telah menyentuh kehidupan banyak orang, mengubah tantangan menjadi peluang, dan memberikan harapan baru bagi mereka yang sebelumnya terpinggirkan. “Yang paling terpenting adalah dampak dari program ini. Jika masyarakat sudah menanyakan apakah program ini akan terus dilanjutkan, berarti mereka merasakan dampak positifnya,” kata Dendy.
Melalui Program Kukar Berkah, Bupati Edi Damansyah tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga menyemai semangat kemandirian. Bantuan yang diberikan adalah stimulus yang mendorong umat untuk bergerak dan terlibat aktif dalam memperbaiki dan memakmurkan rumah ibadah mereka sendiri. Dengan adanya data dinamis penerima hibah yang dilengkapi dengan kartu identitas berbarcode, pemerintah daerah kini memiliki alat yang lebih baik untuk melakukan monitoring dan evaluasi, memastikan bahwa setiap bantuan digunakan sesuai tujuan.
Program Kukar Berkah, dalam segala aspek dan tantangannya, adalah cerminan dari visi Edi Damansyah untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Kutai Kartanegara. Di tengah keberagaman, program ini telah menjadi benang merah yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat, dari Muslim hingga Buddha, dari pesantren hingga vihara. Dengan setiap langkah yang diambil, Edi Damansyah dan jajarannya terus berupaya memastikan bahwa setiap rumah ibadah memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan memberikan manfaat yang maksimal bagi umatnya.
Harapan besar terletak pada kesinambungan program ini, agar dapat terus memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Kutai Kartanegara. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadz Suparno dan Ferry Limanto, program ini adalah lebih dari sekadar bantuan; ini adalah warisan yang akan terus hidup, membentuk masa depan yang cerah dan berdaya saing tinggi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Di bawah kepemimpinan Edi Damansyah, perubahan nyata sedang diwujudkan, membawa daerah ini menuju kesejahteraan dan kemandirian yang berkelanjutan.
Penulis: Redaksi Headline Nusantara
Editor: Awan
Pelosok Kukar Bupati Edi Damansyah Bupati Kukar  Edi Damansyah  Kukar Idaman  Program Kukar Idaman