Utama
Kilang Balikpapan Ditarget Selesai 2025: Menuju Standar Euro 5 dan Kapasitas 360 Ribu Barrel Per Hari
HEADLINENUSANTARA.COM, Balikpapan – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan milik PT Kilang Pertamina Internasional menunjukkan progres signifikan. Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, pembangunan kilang telah mencapai 92%.
"Masih menyisakan 8% untuk penyelesaian seluruh unit-unit proses maupun utilitas yang dibangun sebagai bagian dari proyek RDMP Balikpapan," ujarnya.
Salah satu unit yang telah selesai dibangun adalah Crude Distillation Unit (CDU) 4, yang meningkatkan kapasitas distilasi dari 200.000 barel per hari menjadi 300.000 barel per hari. "Dengan CDU 4 yang memiliki kapasitas 300.000 barel per hari dan CDU 5 berkapasitas 60.000 barel per hari, total kapasitas mencapai 360.000 barel per hari. Ini kapasitas terbesar dari kilang-kilang yang kita punya di Indonesia," jelas Taufik.
Proyek ini tidak hanya meningkatkan kapasitas CDU, tetapi juga membangun unit Residual Fluidic Catalytic Converter (RFCC). "RFCC akan mengolah residu dari CDU 4 menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan margin kilang," tambahnya.
TIGA TUJUAN UTAMA RDMP BALIKPAPAN
Menurut Taufik, proyek RDMP Balikpapan memiliki tiga tujuan utama:
- Peningkatan Kapasitas Pengolahan: Meningkatkan kapasitas dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari untuk kemampuan pengolahan minyak mentah.
- Peningkatan Kualitas BBM: Menghasilkan BBM dengan standar Euro 5, dengan kandungan sulfur hanya 10 ppm. "Ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk menurunkan emisi dari BBM yang dihasilkan dalam negeri, salah satunya dengan menurunkan kandungan sulfur," ungkapnya.
- Peningkatan Kompleksitas dan Efisiensi Kilang: Meningkatkan kompleksitas indeks atau efisiensi kilang, sehingga nantinya menjadi salah satu kilang paling modern.
Selain peningkatan produksi gasoline dan turunan bensin, kilang ini juga akan memproduksi LPG dan petrokimia. "Ada LPG yang diproduksi oleh Kilang Pertamina Balikpapan, dan juga nanti ada petrokimia polipropilen yang akan dihasilkan dari kilang ini juga. Sehingga nanti akan menjadi bahan baku untuk pabrik di Balongan, yaitu Polytama Propindo, yang sedang meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 600 ribu ton per tahun," jelas Taufik.
PENINGKATAN PRODUKSI BBM, LPG, DAN PETROKIMIA
Dengan peningkatan kapasitas tersebut, gambaran peningkatan produksinya adalah sebagai berikut:
- Tambahan produksi BBM: 142.000 barel per hari.
- Tambahan produksi LPG: 320.000 ton per tahun.
- Tambahan produksi petrokimia: Hampir 300.000 ton per tahun.
Proyek ini menggunakan tiga teknologi utama:
- Residual Fluidic Catalytic Converter (RFCC): Untuk memproses residu dari CDU menjadi produk bernilai tinggi seperti LPG, gasoline, dan heavy fuel.
- Naphtha Block: Untuk menghasilkan gasoline dengan kandungan sulfur rendah.
- Hydrotreating Unit: Untuk menghasilkan BBM dengan kandungan sulfur rendah.
MENUJU KILANG RAMAH LINGKUNGAN
Menanggapi pertanyaan apakah proyek ini akan menjadi kilang hijau atau Green Refinery, Taufik mengatakan, "Mungkin iya untuk Green Refinery yang beremisi rendah. Proyek ini sudah menggunakan gas dari Senipah Balikpapan untuk power dan utilitas, yang lebih efisien sehingga emisi dari kilang berkurang dan energy intensity index-nya juga turun. Artinya penggunaan energi per barel yang dimurnikan juga akan berkurang."
Dalam jangka panjang, ada kemungkinan untuk mengolah bahan bakar berbasis bio seperti yang dilakukan di Cilacap. "Sehingga dapat direplikasi di Kilang Balikpapan," tambahnya.
Unit RFCC tidak hanya meningkatkan efisiensi kilang tetapi juga mendukung produksi petrokimia nasional. "Unit RFCC menghasilkan produk propilena, yang merupakan bahan baku biji plastik. Hal ini dapat berdampak positif bagi industri, mengurangi impor bahan baku petrokimia yang saat ini mencapai 70%," ungkap Taufik.
Tambahan produk petrokimia dari Kilang Pertamina Balikpapan atau RDMP akan mengurangi impor bahan baku propilena serta meningkatkan hilirisasi produk kilang untuk kebutuhan biji plastik.
OPTIMISME PENYELESAIAN PADA 2025
Mengenai target penyelesaian proyek, Taufik menyatakan optimisme tinggi bahwa RDMP Balikpapan bisa rampung tahun depan. "Baseline kami adalah September 2025, namun ada tantangan untuk menyelesaikannya pada bulan Juli. Kami sedang bekerja sama dengan pihak Joint Operation antara Hyundai Engineering & Construction Corp dan Rekayasa Industri untuk mengakselerasi sisa pekerjaan 8% ini," ujarnya.
DUKUNGAN TERHADAP VISI PEMERINTAH
Dengan peningkatan kapasitas dan kualitas BBM yang dihasilkan, proyek RDMP Balikpapan mendukung visi pemerintah dalam mengurangi emisi dan meningkatkan kemandirian energi nasional. "Ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk menurunkan emisi dari BBM yang dihasilkan dalam negeri, salah satunya dengan menurunkan kandungan sulfur," tegas Taufik.
Penggunaan gas dari Senipah Balikpapan untuk sumber energi dan utilitas meningkatkan efisiensi kilang. "Emisi dari kilang berkurang dan energy intensity index-nya juga turun," kata Taufik. Ini berarti penggunaan energi per barel yang dimurnikan akan berkurang, sejalan dengan upaya global dalam pengurangan emisi dan efisiensi energi.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan
RDMP Balikpapan  Kilang Minyak Pertamina  Kilang Balikpapan  Kilang Pertamina Balikpapan  pertamina balikpapan