Keluarga TNI Asal Kukar Yang Meninggal di Makasar Tulis Surat Terbuka Untuk Presiden RI



HEADLINENUSANTARA.COM, Kutai Kartanegara - Keluarga besar dari prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (20) asal Kutai Kartanegara (Kukar) yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh seniornya di Batlyon Arhanud/ 16 Sula Bhuana Cakti Makasar menyampaikan surat terbuka melalui kuasa hukumnya, pada Senin (1/5/2023).

Isi surat terbuka tersebut memohon perlindungan juga bantuan kepada Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo serta Panglima TNI, Jendral Laksamana Yudo Margoono, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jendral Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf Angkatan Darat TNI, Jendral Dudung Abdurrahman dan Ketua DPR RI, Puan Maharani. Dimana, mulai tanggal 14 April hingga sampai saat ini, keluarga tidak mendapatkan keterangan terkait meninggalnya almarhum Serda Muhammad Herdi Fitriansyah di tempat tugasnya di Batlyon Arhanud/ 16 Kostrad, Makasar, Sulawesi Selatan.

   Turut disampaikan juga, bahwa almarhum Serda Muhammad Herdi Fitriansyah dikabarkan kepada keluarga meninggal karena gantung diri, pada 14 April 2023. Kemudian jenazah korban tiba di Kalimantan Timur (Kaltim), pada 15 April 2023. Setibanya di Kaltim, keluarga korban mengalami kejadian yang dianggap ganjal.
"Seperti ketika penjemputan jenazah di bandara Balikpapan, pihak oknum dari kesatuan Batlyon Arhanud/ 16 Kostrad, Makasar, Sulawesi Selatan meminta ambulan desa kami untuk menjemput jenazah di bandara Balikpapan. Yang setau dan menurut kami, ketika ada anggota TNI meninggal dunia seharusnya ada pengawalan dan juga pastinya akan disediakan ambulan dari kesatuan TNI. Namun, faktanya tidak," isi surat terbuka keluarga korban yang dibacakan oleh kakeknya, M Syahrani.

Ketika kami mengeluarkan jenazah almarhum dari petinya, kami banyak menemukan luka lebam dan kami rasa ada dugaan penganiayaan," sambungnya.

Keluarga korban juga mengaku, bahwa sampai detik ini tidak mendapatkan surat atau keterangan terkait kejelasan dan fakta penyebab kematian korban.
"Hasil otopsi pun sampai detik ini kami tidak dapat informasinya," ungkap M Syahrani.

Sampai detik ini pihak keluarga juga belum menerima barang dan benda korban yang rencananya akan dijadikan sebagai kenang-kenangan. Pihak keluarga juga merasa sangat kebingungan, lantaran tidak tahu harus mengadu kemana terkait perkembangan informasi penyebab meninggalnya korban. Oleh sebab itu, pihak keluarga meminta perlindungan serta bantuan Presiden Joko Widodo agar mendapat titik terang terkait penyebab kematian korban.
"Kami selaku keluarga besar almarhum Serda Muhammad Herdi Fitriansyah, bermohon dengan sangat kepada bapak Presiden Republik Indonesia, para pimpinan penegak hukum untuk membantu kami, menolong kami agar keluarga kami mendapatkan keadilan seadil-adilnya. Dan semoga ini menjadi ladang pahala buat almarhum agar tenang di alam sana," akhir isi dari surat terbuka yang dibacakan oleh kakek korban, M Syahrani.

Diberitakan sebelumnya, Seorang Tentara Nasional Indonesia (TNi) Asal Kutai Kartanegara (Kukar), Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (20) yang bertugas di Batlyon Arhanud/ 16 Makasar dikabarkan meninggal dunia, pada Jumat (14/4/2023). Meninggalnya seorang prajurit TNi itu pun dinilai tak wajar oleh keluarganya.

 

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Serda Muhammad Herdi Fitriansyah  TNI Tewas di Makassar  Yon Arhanud/16  Yon Arhanud 16 Sula Bhuana Cakti Makassar  Kekerasan Fisik 

Berita Lainnya